Sistem pemerintahan masa Islam
Di masa Islam, kerajaan disebut
dengan kesultanan, sehingga pemimpinnya disebut dengan
sultan (raja dalam Bahasa Arab). Ia merupakan pemipin tertinggi. Selain sultan,
sebutan lain untuk seorang pemimpin adalah maulana, susuhan, dan panembahan.
Penghormatan
kepada dewa yang dimiliki seorang raja tidak lagi terdapat di masa Islam. Di
masa Islam, seorang sultan memperkuat kedudukannya dengan mengaitkan dirinya
melalui garis keturunan pada Nabi Muhammad SAW. Selain itu, di dalam Islam
tidak ada sistem kasta, sehingga seorang sultan bukanlah seseorang yang harus
ditaati, dan sultan juga bukan titisan dari Allah. Sultan hanyalah manusia
biasa yang diberikan kelebihan-kelebihan, sehingga pantas untuk memimpin suatu
kerajaan.
Ketika mengambil suatu keputusan, baik itu yang berkaitan dengan
agama dan pemerintahan, sultan biasanya berkonsultasi terlebih dahulu dengan
para ulama, agar keputusan-keputusan tersebut dapat diterima oleh rakyat dengan
penuh rahmat. Salah satu kelompok ulama yang terkenal di Nusantara
adalah Wali
Songo (Wali Sanga atau Sembilan
Wali). Anggota Wali Songo banyak yang menjadi penasihat bagi Kerajaan Demak.
Dalam hal pengangkatan raja di masa Islam,
terdapat kesamaan dengan pengangkatan raja di dalam sistem pemerintahan agama
Hindu Buddha. Sultan diangkat berdasarkan garis keturunan. Jika dilihat mampu
dan berwibawa untuk memimpin, maka anak sultan akan mendapatkan takhta untuk
memimpin kerajaan.
KLIK LINK DIBAWAH INI!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar