Kerajaan-Kerajaan Maritim Islam di Nusantara
1. Samudra Pasai
Pulau Sabang ada di Aceh, lokasi kerajaan Islam pertama di Nusantara. Nama kerajaannya Samudra Pasai. Berdiri sekitar abad ke-13 dan terletak di pantai timur Sumatra, Samudra Pasai berkembang sebagai kerajaan maritim karena didukung kawasan Selat Malaka yang strategis.
Perdagangan
merupakan bagian dari kehidupan ekonomi Samudra Pasai yang cemerlang. Untuk
mendukung perekonomian, masyarakat Samudra Pasai menggunakan alat tukar berupa
koin dinar emas dan keueh dari timah. Nilai 1 dinar sama
dengan 1.600 keueh.
Meski berjaya, peran Samudra Pasai sebagai pusat dagang di Selat Malaka mulai digantikan oleh pelabuhan-pelabuhan baru di Semenanjung Malaya. Hal ini menyebabkan kemunduran ekonomi Samudra Pasai, ditambah kedatangan Portugis yang menguasai dan memonopoli Malaka.
2. Aceh Darussalam
Aceh Darussalam didirikan oleh Sultan
Ali Mughayat Syah pada abad ke-16. Pusat kerajaannya berada di ujung utara
Sumatra yang kini merupakan Kabupaten Aceh Besar.
Pada masa pemerintahan Sultan
Iskandar Muda, Aceh Darussalam mencapai
kejayaan. Wilayah kekuasaan Aceh mencapai wilayah-wilayah yang saat ini berada
di Sumatera Utara, Riau, hingga Jambi. Kekuatan angkatan laut Aceh yang tangguh
ketika masa Sultan Iskandar Muda mengkhawatirkan Belanda dan Inggris yang ingin
menguasai Selat Malaka.
3. Demak
Demak di masa Sultan Trenggana memperluas kekuasaannya hingga ke seluruh Jawa Tengah dan Jawa Timur, serta memantapkan penguasaan pesisir Jawa. Hampir seluruh Jawa berada di bawah kekuasaan Demak, lho. Kerajaan Demak juga mengirim Fatahillah untuk menyerang Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon pada 1522. Serangan tersebut bertujuan untuk memutuskan pengaruh Portugis di Pajajaran.
Pada tahun 1527, pasukan Demak berhasil merebut Sunda Kelapa setelah mengalahkan kekuatan Portugis. Fatahillah kemudian mengubah nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta. Ini dia asal-usul nama Jakarta,
4. Banten
Di ujung barat Pulau Jawa, Kerajaan Banten berdiri sekitar tahun 1552. Wilayah kekuasaannya meliputi bagian barat Jawa, Lampung, Sumatra Selatan, dan Kalimantan Barat. Kemunculan kerajaan ini berhubungan dengan pengaruh Demak.
masih ingat dengan Sultan Trenggana dari Demak? Beliau memberi hadiah berupa wilayah kerajaan kepada Maulana Hasanuddin (putra Fatahillah). Banten kemudian menjadi kerajaan yang mandiri seiring melemahnya Demak. Lokasi Banten strategis karena di sekitar Selat Sunda dan Laut Jawa, sehingga memungkinkan munculnya pelabuhan-pelabuhan besar untuk perdagangan. Banten menjadi kerajaan maritim yang terbuka, dengan kedatangan para pedagang asing dari Arab, Turki, Tiongkok, India, Melayu, Portugis, dan Belanda.
5. Ternate
Ternate terletak di barat Halmahera dan di utara Tidore. Saat menjadi kerajaan Islam di wilayah Ambon Utara, Ternate merupakan pemasok cengkeh untuk para pedagang dari Jawa, Banten, Melayu, Makassar, dan Bugis.
Di Ternate, pernah terjadi pertempuran dengan Kesultanan Tidore. Ternate memimpin Uli Lima untuk bersaing dengan Tidore yang memimpin Uli Siwa. Persaingan itu semakin buruk ketika Portugis dan Spanyol datang berebut rempah-rempah di Maluku. Portugis semakin ingin menguasai Ternate setelah Spanyol pergi dari Maluku akibat Perjanjian Saragosa.
6. Gowa-Tallo (Makassar)
Kerajaan Gowa berawal dari penyatuan sembilan distrik yang disebut bate salapang oleh Pancalaya (ketua dewan adat), kemudian didirikan kerajaan dengan raja pertama bernama Tumanurung. Islam masuk ke Gowa pada masa Raja Gowa X, Karaeng Tunipallangga Ulaweng. Adapun Raja Gowa XIV I Mangarangi Daeng Manrabia (Sultan Alauddin) merupakan raja pertama yang beragama Islam.
Peran orang Makassar dalam pelayaran di Nusantara berlangsung sejak abad ke-16. Gowa dengan Somba Opu sebagai pelabuhannya adalah kerajaan dagang yang kuat. Kerajaan ini memperdagangkan rempah-rempah untuk ditukarkan dengan komoditas dari Jawa dan Malaka, seperti beras, tekstil, sutra, dan porselen.
KLIK LINK DIBAWAH INI UNTUK MENGERJAKAN SOAL!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar